NAMA : RIZKY AMANDA PUTRI
NPM : 26210162
KELAS : 4EB17
BAB 6
6. 1 ALASAN – ALASAN UNTUK
MELAKUKAN TRANSLASI
Perusahaaan
dengan operasi luar negeri yang signifikan menyusun laporan keuangan
konsolidasi yang memungkinkan para pembaca laporan untuk mendapatkan pemahaman
yang sesuai dengan operasi perusahaan, baik domestik dan luar negeri. Kebanyakan masalah berkaitan dengan translasi
mata uang berasal dari fakta bahwa nilai relatif mata uang asing jarang sekali
diterapkan.
Alasan tambahan untuk translasi mata
uang asing adalah untuk mencatat transaksi mata uang asing mengukur resiko
suatu perusahaan terhadap pengaruh perubahan mata uang dan berkomunikasi dengan
para pihak berkepentingan di luar negeri. Untuk keperluan akuntansi, suatu
aktiva dan kewajiban mata uang asing dikatakan menghadapi risiko mata uang jika
suatu perubahan kurs nilai tukar mata uang menyebabkan mata uang induk
perusahaan (pelaporan) juga berubah.
Akhirnya, skala investasi
internasional yang meluas meningkatkan kebutuhan untuk menyampaikan informasi
akuntansi mengenai suatu perusahaan yang berdomisili di satu negara kepada
pengguna di negara lain.
6.2 PEMAHAMAN TRANSLASI
Perkembangan Akuntansi Translasi
Sebelum
1965
Sebelum tahun 1965, praktik
translasi kebanyakan perusahaan AS dipandu oleh Accounting Research Bulletin
No.4 (ARB No.4), yang kemudian diterbitkan kembali sebagai Bab 12 dalam ARB
No.43. Pernyataan ini mendorong penggunaan metode kini-nonkini.
1965
- 1975
Bab 12 ARB No.43 memperbolehkan
pengecualian tertentu atas metode kini-nonkini. Dalam keadaan tertentu,
persediaan dapat ditranslasikan berdasarkan kurs historis.
1975
– 1981
Untuk mengakhiri keanekaragaman
perlakuan yang diperbolehkan menurut standar translasi sebelumnya, FASB
mengeluarkan FAS No.8 yang kontoversial pada tahun 1975. Pernyataan ini secara
signifikan mengubah praktik di AS dan praktik sejumlah perusahaan asing
menggunakan GAAP AS karena mengharuskan penggunaan metode translasi temporal.
1981 – Hingga Kini
Pada
bulan Mei 1978, FASB mengundang komentar publik terhadap 12 pernyataan pertama
yang dikeluarkannya. Kebanyakan dari 200 surat yang diterima menyinggung FAS
No.8, yang mendorong agar FAS No.8 tersebut diubah.
Definisi Translasi Mata Uang
Asing
Translasi
mata uang asing adalah proses untuk menyatakan jumlah – jumlah yang berdominasi
atau diukur dalam suatu mata uang ke dalam mata uang asing yang lain dengan menggunakan
kurs nilai tukar diantara dua mata uang tersebut.
Perusahaan
yang beroperasi secara internasional menggunakan berbagai metode untuk
menyatakan aktiva, kewajiban, pendapatan, dan beban yang dinyatakan dalam mata
uang asing menjadi dalam mata uang domestik. Metode translasi ini dapat
diklasifikasikan menjadi dua jenis yaitu metode yang menggunakan kurs translasi tunggal untuk menyajikan ulang
saldo dalam mata uang asing ke dalam nilai ekuivalen dalam mata uang domestik
dan metode yang menggunakan berbagai
macam kurs.
- Metode Kurs Tunggal
Namun
demikian, untuk memudahkan pos-pos ini umumnya ditranslasikan dengan
menggunakan rata-rata tertimbang kurs nilai tukar yang tepat untuk periode
tersebut. Berdasarkan metode kurs kini, laporan konsolidasi tetap
mempertahankan hubungan laporan perusahaaan secara individu pada awalnya
(seperti rasio keuangan) pada saat seluruh pos-pos laporan keuangan dalam mata
uang asing ditranslasikan dengan menggunakan satu kurs tunggal.
Untuk
keperluan akuntansi, suatu aktiva atau kewajiban dalam mata uang asing
dikatakan menghadapi risiko mata uang asing jika nilai ekuivalen dalam mata
uang induk perusahaan mengalami perubahan yang disebabkan oleh kurs nilai tukar
yang digunakan untuk mentranslasikan aktiva atau kewajiban tersebut.
Akhirnya,
dengan mentranslasikan seluruh saldo dalam mata uang asing dengan menggunakan
kurs kini menghasilkan keuntungan atau kerugian translasi setiap kali terjadi
perubahan kurs nilai tukar.
- Metode Kurs Berganda
Metode
kurs berganda menggabungkan kurs nilai tukar historis dan kurs nilai tukar kini
dalam proses translasi.
A. Metode Kini-Nonkini
Berdasarkan metode kini-nonkini,
aktiva lancar dan kewajiban lancar anak perusahaan luar negeri ditranslasikan
ke dalam mata uang pelaporan induk perusahaannya berdasarkan kurs kini.
Namun demikian , metode ini tidak
mempertimbangkan unsur ekonomis. Menggunakan kurs akhir tahun untuk
mentranslasikan aktiva lancar secara tidak langsung menunjukan bahwa kas,
piutang, dan persediaan dalam mata uang asing sama-sama menghadapi risiko nilai
tukar.
Banyak pihak beranggapan bahwa hal
ini tidak sesuai dengan kenyataan yang ada. Lagi pula, definisi lancar-tidak
lancar hanyalah merupakan metode klasifikasi, dan bukan pembenaran konseptual
atas penggunaan kurs nilai tukar dalam proses translasi.
B. Metode Moneter- Non moneter
Metode
moneter- nonmoneter juga menggunakan skema klasifikasi neraca untuk menentukan
kurs translasi yang tepat. Aktiva dan kewajiban moneter ditranslasikan berdasarkan kurs kini. Meode ini melihat bahwa aktiva dan kewajiban
menghadapi risiko mata uang asing.
Namun
demikian, perlu diperhatikan bahwa, metode moneter-nonmoneter bergantung pada
klasifikasi skema neraca untuk menentukan kurs translasi yang tepat.
C. Metode Temporal
Dengan
menggunakan metode temporal, translasi mata uang merupakan proses konversi
pengukuran atau penyajian ulang nilai tertentu.
Berdasarkan
metode temporal, pos-pos moneter seperti kas, piutang dan utang ditranslasikan
berdasarkan kurs kini. Secara khusus, aktiva yang dinilai dalam laporan mata
uang asing sebesar biaya historis ditranslasikan berdasarkan kurs historis.
Apabila
pos-pos nonmoneter di luar negeri dinilai dengan menggunakan biaya historis,
prosedur translasi yang digunakan dalam metode temporal secara kasat mata sama
dengan prosedur dalam metode moneter-nonmoneter. Karena kemiripannya dengan
metode moneter-nonmoneter, metode temporal memiliki keuntungan dan kerugian
yang sama.
Keempat
metode yang baru saja dibahas pada satu waktu pernah digunakan di Amerika
Serikat dan dapat ditemukan hingga hari ini di berbagai negara.
Keuntungan dan Kerugian Translasi
Secara internasional, perlakuan
akuntansi atas penyesuaian-penyesuaian tersebut juga berbeda seperti halnya
prosedur translasi. Pendekatan-pendekatan atas penyesuaian translasi berkisar
dari penangguhan hingga tidak ada penangguhan.
- Penangguhan
Berdasarkan
keadaan ini, penyesuaian translasi harus diakumulasikan secara terpisah sebagai
bagian dari ekuitas konsolidasi .
- Penangguhan dan Amortisasi
Sebagai
contoh, teori keuangan menyatakan bahwa keputusan anggaran modal atas investasi
aktiva tetap merupakan hal terpisah dari keputusan mengenai bagaimana
mendanainya. Biaya peminjaman domestic tidak
disesuaikan untuk mencerminkan perubahan dalam suku bunga pasar atau nilai
wajar utang.
- Penangguhan Parsial
Hal
ini menunjukkan bahwa keuntungan dan kerugian translasi bukanlah pos-pos dalam
satu periode saja, dan sebaliknya akan “terhapuskan “ dalam jangka panjang.
Jika demikian, maka penangguhan akan menjadi suatu praktik yang dipertanyakan.
- Tidak Ditangguhkan
Isi Standar No. 52
Standar
No.52 mengakui bahwa baik sudut pandang induk perusahaan dan anak perusahaan
merupakan kerangka dasar pelaporan yang sah. Oleh karenanya , aturan
translasinya dirancang untuk :
1.
Mencerminkan,
di dalam laporan keuangan konsolidasi, hasil dan hubungan keuangan yang diukur
dalam mata uang primer (utama) yang digunakan oleh setiap entitas konsolidasi
melakukan kegiatan usahanya (mata uang fungsionalnya – functional currency).
2.
Memberikan
informasi yang secara umum sesuai dengan ekspetasi pengaruh ekonomi dari
perubahan kurs nilai tukar terhadap arus kas dan ekuitas suatu perusahaan.
Translasi Apabila
Mata Uang Lokal Merupakan Mata uang fungsional
Jika
mata uang fungsional merupakan mata uang asing yang digunakan dalam catatan
entitas asing, laporan keuangannya ditranslasikan ke dalam dolar dengan
menggunakan metode kurs kini.
Translasi Apabila
Dolar AS Merupakan Mata Uang Fungsional
Apabila
dolar AS merupakan mata uang fungsional suatu entitas asing, maka laporan
keuangan dalam mata uang asing diukur ulang ke dalam dolar dengan menggunakan
metode temporal.
Translasi Apabila
Mata Uang Asing Merupakan Mata Uang Fungsional
Suatu
entitas asing dapat menggunakan sebuah mata uang asing dalam catatan
akuntansinya, apabila mata uang fungsionalnya adalah mata uang asing alinnya.
Pengecualian atas metode kurs kini adalah untuk anak perusahaanyang berlokasi
di tempat-tempat yang memiliki tingkat inflasi kumulatif selama 3 tahun
berturut-turut sebelumnya yang melebihi 100 persen.
Jika
suatu entitas memiliki lebih dari satu operasi yang terpisah dan dapat
dipisahkan (seperti cabang atau divisi), setiap operasi dapat dianggap sebagai
entitas terpisah dengan mata uang fungsionalnya sendiri.
Translasi Mata Uang
Asing dan Inflasi
Suatu
hubungan terbalik antara inflasi8 suatu Negara dan nilai eksternal mata uangnya
telah ditunjukkan secara empiris. Alhasil, penggunaan kurs kini untuk
mentranslasikan biaya perolehan aktiva nonmoneter yang berlokasi di lingkungan
berinflasi pada akhirnya akan menimbulkan nilai ekuivalen dalam mata uang domestic
yang jauh lebih rendah daripada dasar pengukuran awalnya.
FASB
menolak penyesuaian inflasi sebelum proses translasi, karena yakin bahwa
penyesuaian tersebut tidak konsisten dengan kerangka dasar penilaian biaya
historis yang digunakan dalam laporan keuangan dasar di AS. Sebagai solusi, FAS
No. 52 mewajibkan penggunaan dolar AS sebagai mata uang fungsional untuk
operasi luar negeri yang berdomisili di lingkungan dengan hiperinflasi (yaitu Negara-negara
dengan tingkat inflasi kumulatif melebihi 100 persen selama periode tiga tahun).
Translasi Mata Uang
Asing di Negara Lain
Institut
Akuntan Bersertifikat di Kanada (the
Canadian Institute of Chartered Accountants- CICA), Badan Standar Akuntansi
di Inggris dan Badan Standar akuntansi Internasional seluruhnya berpartisipasi
dalam penyusunan FAS No.52 tersebut.
Perbedaan
utama antara standar di Kanada (CICA 1650)dan FAS No.52 menyangkut utang jangka
panjang dalam mata uang asing. Perbedaan utama antara standar di Inggris dan AS
berkaitan dengan anak perusahaan yang berdiri sendiri di negara-negara yang
mengalami hiperinflasi. Di Inggris, laporan keuangan pertama-tama harus
disesuaikan terhadap tingkat harga kini dan kemudian ditranslasikan dengan
menggunakan kurs kini; di Amerika serikat, metode temporal yang digunakan
Australia
dan Selandia Baru menerbitkan standar pada tahun 1988. Bila dibandingkan dengan
FAS No. 5, standar Australia mengharuskan penilaian kembali aktiva tidak lancer
nonmoneter untuk anak perusahaan di negara-negara berinflasi tinggi sebelum
dilakukan translasi. Standar Selandia Baru juga mengharuskan metode translasi
moneter-nonmoneter untuk anak perusahaan yang operasinya terintegrasi dengan
induk perusahaannya.
6.3 LATAR BELAKANG DAN
TERMINOLOGI
Translasi
tidak sama dengan konversi. Translasi hanyalah perubahan satuan unit moneter,
seperti halnya sebuah neraca yang dinyatakan dalam pound Inggris disajikan
ulang kedalam nilai ekuivalen dollar AS. Tidak ada pertukaran fisik yang
terjadi, dan tidak ada transaksi terkait yang terjadi seperti bila dilakukan
konversi.
Saldo-saldo
dalam mata uang asing ditranslasikan menjadi nilai ekuivalen mata uang domestic
berdasarkan kurs nilai tukar valuta asing yaitu harga satu unit suatu mata uang
yang dinyatakan dalam mata uang lainnya.
Transaksi
mata uang asing terjadi pada pasar spot, forward, atau swap. Mata uang yang
dibeli atau dijual pada spot umumnya harus dikirimkan secepatnya, yaitu dalam
waktu 2 hari kerja. Kurs pasar spot dipengaruhi oleh banyak factor, termasuk
perbedaan tingkat inflasi antar Negara, perbedaan suku bunga nasional dan
ekspektasi terhadap arah nilai tukar di masa mendatang.
Transaksi
swap melibatkan pembelian spot dan penjualan forward atau penjualan spot atau
pembelian forward, atas suatu mata uang secara bersamaan. Investor sering
memanfaatkan transaksi swap untuk mengambil keuntungan dari tingkat suku bunga
yang lebih tinggi di suatu Negara asing, dalam kesempatan yang sama melindungi
diri terhadap pergerakan yang tidak menguntungkan dari kurs nilai tukar valuta
asing.
Sumber :
Choi, Frederick D.S and Gary K. Meek. International Accounting. Terjemahan. 2005.
Akuntansi Internasional .
Edisi 5. Salemba Empat.