NPM : 26210162
KELAS : 4EB17
Pengertian Inflasi
Inflasi merupakan kecenderungan kenaikan harga-harga umum barang-barang yang tidak sesaat. “Inflasi adalah kenaikan harga barang-barang yang bersifat umum dan terus-menerus” Rahardja dan Manurung (2008:165).Secara garis besar inflasi terjadi pada kenaikan harga dan dalam waktu yang lama.
Milton Friedman dalam Murni (2006:202) mengatakan inflasi ada dimana saja dan selalu merupakan fenomena moneter yang mencerminkan adanya pertumbuhan moneter yang berlebihan dan tidak stabil. “Tingkat inflasi ini biasanya dinyatakan dalam persenper tahun” (Berlianta, 2005: 12).Indikator yang sering digunakan untuk mengukur tingkat inflasi adalah Indeks Harga Konsumen (IHK).
Tingkat Inflasi
Tingkat inflasi menunjukkan persentase perubahan tingkat harga rata-rata tertimbang untuk barang dan jasa dalam perekonomian suatu negara. Tingkat inflasi ditentukan dengan formula sebagai berikut :
keterangan :
tingkat harga t : harga pada tahun t
tingkat harga t-1 : harga pada tahun t - 1
Tingkat Harga
Tingkat harga yang digunakan untuk perhitungan inflasi adalah indeks harga konsumen (IHK) atau indeks harga produsen (IHP). Sehingga tingkat inflasi dapat dihitung sebagai berikut :
IHK t : IHK pada tahun t
IHK t-1 : IHK pada tahun t - 1
Pada dasarnya kenaikan tingkat inflasi menunjukkan pertumbuhan ekonomi, namun dalam jangka panjang, tingkat inflasi tinggi dapat memberikan dampak yang buruk. Tingginya tingkat inflasi menyebabkan harga domestik relatif lebih mahal dibanding dengan harga impor. Harga yang lebih mahal dapat menyebabkan turunnya daya saing barang domestik di pasar Internasional . Masyarakat terdorong untuk membeli barang impor yang relatif murah . Hal ini berdampak pada turunnya nilai ekspor dan naiknya nilai impor.
Transaksi terhadap barang dan jasa impor membutuhkan konversi mata uang domestik menjadi mata uang asing. Meningkatnya permintaan mata uang asing cenderung melemahkan mata uang domestik. Dengan kata lain, kenaikan harga yang menyebabkan kenaikan tingkat inflasi cenderung menurunkan daya saing dan melemahkan nilai mata uang domestik.
Nilai Kurs Valuta Asing terhadap Rupiah
Penguatan atau melemahnya trend nilai kurs rupiah terhadap mata uang asing dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :
Faktor Dalam Negeri:• Dampak inflasi yang cenderung meningkat
• Dampak negatif dari tingginya harga minyak terhadap neraca perdagangan migas
• Sentimen negative dari kelangkaan BBM
• Kekhawatiran dari dampak tingginya harga minyak terhadap kesinambungan fiscal (fiscal sustainability)
• Nilai rupaih sudah “undervalued”, karena itu ruang untuk penguatan rupiah cukup terbuka
• Dolar Amerika Serikat menguat terhadap hamper semua mata uang
• Ekonomi Amerika menguat
• Tingkat suku bunga Amerika Serikat merambat naik
Apresiasi nilai tukar akan mengurangi daya saing barang-barang ekspor, dan meningkatkan penetrasi impor. Menurunnya ekspor dan meningkatnya impor dikhawatirkan akan memperburuk neraca perdagangan. Sebagai negara pengutang yang cukup besar Indonesia tentu tidak dapat menanggung defisit neraca pembayaran yang terlalu besar. Berkaitan dengan ini, tiga hal perlu di perhatikan yaitu:
1. Yang menentukan daya saing produk ekspor adalah nilai tukar riil, bukan nilai tukar nominal. Dengan membiarkan nilai tukar lebih mengambang, memang besar kemungkinan terjadi apresiasi nilai tukar nominal, namun dengan demikian, kontrol moneter menjadi lebih efektif dan tingkat inflasi dapat ditekan sehingga apresiasi nilai, tukar riil tidak sebesar apresiasi nilai tukar nominal.
2. Menjaga nilai tukar agar barang ekspor tetap kompetitif hanya menunda usaha untuk membenahi ekonomi biaya tinggi di sektor riil. Jadi sebetulnya kebijakan depresiasi rupiah terus menerus ini adalah bentuk proteksi lain terhadap sektor riil yang kurang efisien.
3. Bagaimana membiayai defisit neraca.berjalan ini. Berkaitan dengan ini sungguh tepat, peringatan Dr. Hadi Soesastro (Jakarta Post, 10/4/1996) bahwa pemerintah perlu menjaga kredibilitasnya, agar Indonesia tetap dapat menarik modal asing untuk membiayai defisit tersebut.
Namun demikian nilai tukar rupiah diikuti dengan perdagangan di Indonesia yang terlalu kuat akan mengganggu kinerja ekspor kita, khususnya ekspor non migas. Buat mereka yang punya hutang dalam US Dollar, penguatan Rupiah mungkin sekali merupakan jalan keluar untuk menyelesaikan hutang. Demikian pula kalangan importir yang gembira karena melihat kemungkinan untuk menjual lebih banyak, kalau harga dalam Rupiah menjadi lebih terjangkau. Secara keseluruhan penguatan Rupiah sampai pada batas-batas yang wajar tidak perlu dirisaukan, karena pasar akan menentukan ekuilibrium yang baru.
Di Amerika Serikat sendiri, banyak perusahaan mengeluh kalau US Dollar menjadi kuat, karena mereka merasa sukar untuk bisa mengekspor lebih banyak, apalagi ke negara-negara yang mata uangnya tidak kuat, tetapi kuatnya US Dollar justru membuat modal masuk ke Amerika Serikat, untuk membeli asset-asset yang ada, termasuk pula saham-saham yang ada. Hal yang sebaliknya terjadi di Indonesia, dimana investor asing justru meninggalkan pasar modal pada waktu Rupiah terus menerus melemah, apalagi bersamaan juga terjadi kemrosotan harga saham-saham dalam Rupiah, hal mana membuat investor rugi dua kali. Itu pula yang membuat investor menangguhkan penanaman modal secara langsung, sampai keadaan cukup stabil.
Peningkatan Kurs Valuta Asing
Peningkatan kurs mata uang negara pengimpor terhadap mata uang negara pengekspor dapat meningkatkan daya beli negara pengimpor yang mengakibatkan nilai ekspor negara pengekspor meningkat. Ekspor adalah penting dalam hal utama, yaitu bersama-sama dengan impor menghasilkan neraca pembayaran dari suatu negara (suatu negara harus mengekspor untuk dapat membiayai impornya yang dibayar dengan mata uang asing) dan ekspor menggambarkan suntikan dana dalam aliran sirkulasi pendapatan nasional.
Hubungan Kurs Dollar dengan Ekspor
Dalam sistem kurs mengambang, depresiasi atau apresiasi nilai mata uang akan mengakibatkan perubahan keatas ekspor maupun impor. Jika kurs mengalami depresiasi, yaitu nilai mata uang dalam negeri menurun dan berarti nilai mata uang asing bertambah tinggi kursnya (harganya) akan menyebabkan ekspor meningkat dan impor cenderung menurun. Jadi kurs valuta asing mempunyai hubungan yang searah dengan volume ekspor. Apabila nilai kurs dollar meningkat, maka volume ekspor juga akan meningkat (Sukirno,2000:319).
Hubungan Inflasi dengan Ekspor
Inflasi adalah kecenderungan kenaikan harga secara umum dan terus menerus. Jika inflasi meningkat maka harga barang di dalam negeri terus mengalami kenaikan. Naiknya inflasi menyebabkan biaya produksi barang ekpor akan semakin tinggi. Hal ini tentunya akan menyebabkan eksportir tidak mampu berproduksi maksimal sehingga menyebabkan ekpor menjadi turun karena untuk memproduksi barang komoditi ekspor diperlukan biaya yang tinggi. Jadi terdapat hubungan yang negatif antara inflasi dan ekspor.
Pengaruh Tingkat Inflasi dan Kurs Valuta Asing dalam perdagangan di Indonesia
Perdagangan di Indonesia yang sudah mencakup secara Internasional, barang yang diperjual belikan mulai dari barang ekspor dan barang impor. Untuk sekarang ini Indonesia merupakan salah satu negara yang mengimpor berbagai macam produk , begitu pula dengan pengeksporan barangnya keluar negeri tetapi jumlahnya tidak sebanding dengan pengimporan yang dilakukan. Sehingga banyak himbauan untuk mencintai produk dalam negeri.
Tentu ini sangat berpengaruh terhadap tingkat inflasi terhadap kurs valuta asing dalam perdagangan Indonesia. Jika kita semakin banyak mengimpor barang dari luar negeri maka tingkat inflasi pertumbuhan ekonomi negara Indonesia menjadi tinggi dan kurs valuta asing semakin menguat. Alangkah baiknya, menyimbangi barang dalam negeri dan barang impor atau lebih menurunkan tingkat jumlah barang impor dan meningkatkan barang ekspor, sehingga tingkat inflasi dan kurs valuta asing menjadi stabil.
DAFTAR PUSTAKA :
http://ardra.biz/ekonomi/analisis-fundamental-ekonomi/pengaruh-inflasi-terhadap-kurs/
http://widawati18.wordpress.com/2009/12/15/trend-nilai-kurs-valuta-asing-terhadap-rupiah/
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)| Vol. 8 No. 1 Februari 2014|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusHalo selamat Siang
BalasHapusPerkenalkan nama saya Lauren, manajer afiliasi untuk InstaForex Group.
Disini saya ingin menawarkan Anda untuk bergabung dalam program afiliasi yang memberikan Anda keuntungan komisi mulai dari 1.5 - 5.3 pip untuk Forex dan mencapai 20 - 26 pip untuk Gold.
Selain keuntungan tersebut kami juga dapat menawarkan fasilitas lainnya untuk memfasilitasi deposit dan penarikan dana untuk klien-klien Anda.
Saya menunggu kabar baik dari Anda segera.
Silakan menghubungi saya melalui detil yang terdapat di bawah.
Kami akan senang untuk membangun kerja sama yang saling menguntungkan dengan Anda.
Terima kasih.
Hormat saya
Laurent
ID Skype: Lauren InstaFX
Facebook: Lorenifx IFX
Phone/WA: +628119105674
Sekarang rupiah lagi down. Semoga rupiah tidak merosot lagi dipermainkan Dollar dan tidak dipecundangi oleh kebijakan pemerintah sendiri. Salam kenal, mampir ke blogku ada apa aja
BalasHapus