Sabtu, 02 November 2013

INI ALASAN KAWASAN INDUSTRI RI KALAH DARI MANILA DAN BANGKOK


Jakarta - Kawasan industri di Indonesia masih memiliki banyak kekurangan dibanding negara di Asia Tenggara lain. Selain dari infrastruktur, persoalan harga tanah yang tinggi menjadi faktor kalahnya daya saing kawasan industri di Indonesia.

Direktur Jenderal Pengembangan dan Perwilayahan Industri Kementerian Perindustrian, Deddy Mulyadi mengatakan, kalahnya daya saing kawasan industri di Indonesia adalah karena persoalan upah buruh dan harga lahan yang terus melambung.

"Antara UMR dengan lahan kita kalah dengan Malaysia, dengan Thailand juga kalah. Jangan dilihat dulu dari infrastruktur," kata Deddy saat berbincang dengan wartawan di Kantor Kementerian Perindustrian, Senin (28/10/2013).

Di Bekasi atau Karawang, harga lahan di kawasan industri dibanderol Rp US$ 191 per meter persegi. Lebih mahal dibandingkan harga lahan di kawasan industri di kota lain di Asia Tenggara.

"Contohnya di Bangkok, Thailand, harga tanahnya US$ 119," katanya.

Apalagi jika dibandingkan dengan harga lahan di kawasan industri Manila, Filipina yang hanya berkisar di harga US$ 52-102 per meter persegi, di negara Asia lain seperti Guangzhou China dibanderol US$ 95 per meter persegi. Harga lahan industri di Indonesia bisa disandingkan dengan harga lahan di Singapura yang berkisar US$ 189-651 per meter persegi.

"Karena di sana mereka yang buat kawasan industri itu pemerintah, infrastrukturnya juga," katanya.

Analisis :
Kawasan Industri Indonesia seharusnya dibuat oleh pemerintah. Kebanyakan industri yang berdiri sekarang ini di dominasi oleh perusahaan- perusahaan swasta lokal maupun asing, mereka masing-masing mengembangkan kawasan industri dengan berdiri sendiri yang memungkinkan terjadinya biaya lahan yang mahal. Selain itu adanya persoalan upah buruh yang terus-menerus melakukan aksi protes setiap tahun. Hal inilah yang menyebabkan Indonesia kalah saing dengan negara Asia Tenggara. 

Sumber : 
www.okezone.com


Tidak ada komentar:

Posting Komentar